Memperbaiki Hubungan

Hari ini Senin 12 Oktober, puji syukur kepada Allah, bahwasannya aku menemukan beberapa pelajaran penting tentang bagaimana seharusnya berhubungan dengan orang lain, khususnya orang-orang terdekat yakni keluarga.

Ya, aku sadari banyak kesalahan yang telah aku lakukan. Aku kurang memahami bagaimana sih seharusnya menjalin hubungan dengan orang lain. Aku kurang peka terhadap apa yang mereka harapkan, apa yang mereka inginkan, apa yang menjadi hal bahagia mereka, dan hal lainnya.

Tadi siang yakni tepat tengah hari, ketika aku menjemput keponakan pulang sekolah, ia memberikanku sebuah gantungan kunci yang tertuliskan namaku. "Hadiah ulang tahun buat paman", katanya. Memang beberapa hari lalu menurut perhitungan tahun masehi adalah momen ulang tahunku. Tertegun, masih ada yang perhatian terhadapku. Bukanlah hadiah yang mewah, lah ia masih anak-anak, katanya harganya cuman seribu rupiah saja. Namun itu sungguh menggugah hatiku, betapa seorang anak kecil sampai kepikiran untuk hal seperti itu. Padahal seharusnya seorang pamanlah yang pertama-tama memberi hadiah kepada keponakannya bukan malah sebaliknya.

Berlanjut, sore harinya aku menjemput ibu yang dua hari ini ia telah menginap di desa untuk menenjenguk kakekku. Kakekku yang sudah tua, sering sakit-sakitan, semoga Allah segera mengampuni dosa-dosanya dan memberikannya kesehatan. Sebelum pulang, ibu meminta izin kepada kakek bahwa ia hendak pulang, "Ayah, bukannya saya tidak mau mengurus lebih lama lagi tetapi bagaimanapun saya masih punya anak yang masih butuh perhatian. Berat sebenarnya memilih tetap di sini atau pulang", kurang lebih seperti itu.

Malam harinya, aku membaca status BBM dari keponakanku yang lain. Yang isinya tentang aktivitasnya di hari ini yakni berpuasa. Ia ingin mendoakan kakeknya yang telah meninggal. Karena memang di antara afdhalnya do'a ialah saat dalam keadaan berpuasa. Kehilangan seseorang yang dicintai membuatnya bisa lebih dekat denga Tuhannya, itu sungguh awesome.

Aku sangat tercengang dan kalau dipikir tentang waktu yang telah aku lalui bersama mereka, aku jadi sedih karena belum bisa berbuat banyak kebaikan kepada mereka. Hubunganku saja rasanya memiliki jarak.

Semoga tiga pelajaran di hari ini bisa tertanam di hatiku, menjadi sebab hadirnya ridha Allah sehingga aku bisa memperbaiki hubungan dengan orang lain terutama keluarga. Kemudian keberadaanku dapat menghadirkan kebergunaan, kemanfaatan dan kebaikan bagi orang-orang di sekitarku. Karena sebagaimana agama menerangkan, bahwa sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Dan aku ingin seperti itu.

Maka aku akan terus menyemangati, terus memotivasi terhadap diri ini. Ayo terus, jangan lelah, letih, dan malas dalam memperbaiki hubungan ini. Harus terus giat dalam optimis, berdoa, dan berusaha. Insyaa Allah ada jalan.